Sabtu, 08 Juli 2017

REGENERASI MORFALAKSIS

MAKALAH STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN
REGENERASI MORFALAKSIS





Disusun oleh:
Putri Wardhani Agustin
14 222 131





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap organisme memiliki daya regenerasi yang berbeda-beda. Contohnya pada kecebong dan cicak yang memilki sistem regenerasi yang berbeda. Pada cicak cara beregenerasinya dengan memutuskan ekornya bila merasa dirinya dalam keadaan berbahaya (Balinsky, 1976).
Regenerasi yaitu memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula. suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experiment (Balinsky, 1976).
Banyak hewan mempunyai kemampuan variasi yang berbeda. Salah satu yang menjadi perbedaaan adalah regenerasi. Regenerasi merupakan kemampuan tubuh hewan (makhluk hidup) untuk menggantikan tubuhnya yang rusak baik sengaja maupun tidak (Balinsky, 1976).
Awal untuk regenerasi pada hewan sebaiknya dilakukan ketika hewan tersebut belum dewasa karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa hewan akan beregenerasi tinggi bila umurnya belum mencapai dewasa (Balinsky, 1976).
Daya regenerasi pada hewan vertebrata lebih rendah dibandingkan dengan hewan avertebrata. Contohnya cicak yang hanya sebatas memutuskan ekornya saja. Untuk regenerasi yang baik dan efektif diawali dengan terbentuknya embrio hingga bayi dan menuju dewasa kemampuan untuk beregenerasi berkurang (Balinsky, 1976).
Cara-cara berlangsung regenerasi dalam proses regernerasi. Regenerasi berlangsung dalam dua cara yaitu  Regenerasi Morfalaksis yaitu pembentukan kembali bagian tubuh yang hilang sehingga terbentuk individu baru tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Ukuran normal akan dicapai setelah individu mengkomsumsi makanannya. Regenerasi ini terjadi pada pembentukan individu baru (Balinsky, 1976).
Hewan yang memiliki daya regenerasi cukup banyak. Tiap hewan seperti avertebrata dan vertebrata masing-masing mempunyai daya regenerasi. Tetapi tidak semua hewan mempunyai daya regenerasi tinggi (Balinsky, 1976).
Regenerasi Epimorfis yaitu pembantukan kembali bagian kecil dari tubuh utama yang rusak atau hilang, dan kadang-kadang tunas regenersi tidak tampak dengan jelas. Misalnya pembentukan kaki salamander yang mengalami pemotongan (Balinsky, 1976).

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN REGENERASI
Regenerasi yaitu memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula. suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experiment (Berill, 1974).
Menurut Balinsky (1976), dalam proses Regenerasi, Regenerasi berlangsung dalam dua cara yaitu :
1.      Regenerasi Morfalaksis
Yaitu pembentukan kembali bagian tubuh yang hilang sehingga terbentuk individu baru tetapi dengan ukuran yang lebih kecil atau perbaikan yang disebabkan reorganisasi jaringan lama yang masih bersifat embrionaUukuran normal akan dicapai setelah individu mengkomsumsi makanannya. Regenerasi ini terjadi pada pembentukan individu baru.
Hewan yang memiliki daya regenerasi cukup banyak. Tiap hewan seperti avertebrata dan vertebrata masing-masing mempunyai daya regenerasi. Tetapi tidak semua hewan mempunyai daya regenerasi tinggi.
2.        Regenerasi Epimorfis
Yaitu pembantukan kembali bagian kecil dari tubuh utama yang rusak atau hilang, dan kadang-kadang tunas regenersi tidak tampak dengan jelas atau perbaikan yang disebabkan oleh proliferasi jaringan baru di atas jaringan lama, kemudian membentuk tunas regenerasi Misalnya pembentukan kaki salamander yang mengalami pemotongan.

B.     Proses-Proses Regenerasi
Menurut Balinsky  (1976), proses regenerasi sebagai berikut:
1.         Darah yang mengalir menutupi permukaan luka, lalu beku, membentuk scap yang sifatnya melindung
2.          Epitel kulit menyebar ke permukaan luka, di bawah scap. Sel epitel bergerak secara amoeboid, dua hari butuh waktu agar kulit itu lengkap menutupi luka.
3.         Diferensiasi sel-sel jaringan disekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pruliproten untuk membentuk jenis jaringan baru.
4.         Pembentukan blastoma, yakni kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka.
5.         Proliferasi sel-sel diferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses diferensiasi dan memuncak pada waktu blastemma dalam besarnya yang maksimal dan waktu itu tidak membesar lagi.
6.          Redeferensiasi sel-sel diferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastoma.

Adanya regenerasi pada organisme dewasa mununjukkan suatu bukti bahwa medan morfogenesis tetap terdapat setelah periode embrio, umpamanya regenerasi anggota badan yang hilang, dalam proses regenerisasi melibatkan berbagai proses yang serupa dengan yang terjadi pada perkembangan embrionik, seperti bagaian yang rusak muncul sel-sel, kemudian memperbanyak diri berhimpun menjadijaringan dan akhirnya mencapai keadaan yang berbeda. Lagi pula pada beberapa spesies regenerasinya hanya terjadi hanya terjadi pada hewan dewasa saja, embrionya sama sekali tidak memiliki kemampuan regenerasi, umpamanya suatu telur Ascida yang kehilangan blastometernya akan berkembang menjadi larva yang tidak lengkap, misalnya lagi Annelida yang kehilangan sel 4 d nya, akan kehilangansebagian besar mesodermnya, pada hal Ascida dan Annelida dewas sama-sama memiliki daya regenerasi yang tinggi selama kehidupan dewasanya (Balinsky, 1976).
Pembentukan kembali proses-proses morfogenetik pada tahap lanjut dari siklus ontogenetik adalah dengan cara destruksi sebagian sistem yang telah berkembang sebagai hasil perkembangan sebelumnya. Organisme khususnya golongan hewan memiliki kemampuan untuk memiliki dan memperbaiki kerusakan-kerusakan bagian tubuh secara ekstensif baik akibat kecelakaan pada kondisi alamiah maupun akibat disengaja dalam suatu percobaan. Kerusakan yang diperbaiki itu mungkin berupa pemulihan kerusakan akibat hilangnya bagian tubuh utama umpamanya anggota badan mungkin hanya berupa penggantian kerusakan-kerusakan terjadi dalam proses fisiologi biasa. Dalam peristiwa tersebut nampak adanya suatu kemampuan organism untuk memperbaharui kembali bagian tubuh yang terganggu/rusak dan proses perbaikan tersebut dengan regrenasi kembali. Peristiwa regenerenasi bagi organism merupakan hal yang sangat penting karena proses yang esensial selama perjalanan hidup organisme. Adanya bagian tubuh yang lepas akibat ketuan atau kecelakaan dengan proses regrenasi bagian tubuh yang lepas akan diganti kembali dengan jaringan baru kembali. Dan juga beberapa organisme proses regenerasi merupakan hal yang sangat penting dalam reproduksi secara aseksual (Philip, 1978) Menurut sejarahnya kerangka filosofis untuk studi regenerasi sebagian besar telah dirumuskan oleh Morgan secara aktif terus dilakukan penelitianpenelitian hingga sampai sekrang.
Menurut Morgan dalam Browder (1984), ia mengenal dua mekanisme primer untuk pembentukan kembali bagian-bagian tubuh yang hilang. Pertama, regenerasi morfalaksis yakni suatu proses perbaikan yang melibatkan reorganisasi bagian tubuh yang masih tersisa untuk memulihkan kembali bagian tubuh yang hilah. Jadi dalam jenis regenerasi ini pemulihan bagian yang hilang itu sepenuhnya diganti oleh jaringan lama yang masih tertinggal.
Beberapa hewan vertebrata menunjukkan kemampuan regenerasi yang bermacam-macam. Umpamanya pada ikan biasa nya dapat meregenerasi bagian distal sirip yang rusak, kecebong katak anura dapat meregenerasi ekor dan kaki belakang sebelum metamorfosis lanjut. Namun diantara hewan vertebrata yang mampu meregenerasi bagian utama tubuh pada tingkat dewasa hanya terdapat pada urodella, dimana dapat mengganti anggota badan dan ekor, mata atau insang yang hilang. Sedangkan pada vertebrata yang tinggi derajatnya tidak terdapat daya regenerasi fisiologis, kecuali pada sel darah, kulit dan derivat-derivat integumen tetap berlangsung untuk mengganti kulit yang terkelupas seumur hidupnya. Dengan memperhatikan contoh-contoh regenerasi pada hewan nampak bahwa kecenderungan berlangsungnya regenerasi fisiologis itu dibatasi pula derajatnya menunjukkan kompetensi regenerasi yang semakin berkurang (Berill, 1974).

C.    Regenerasi Anggota Tubuh Amfibia
Jenis amfibia yang sering digunakan sebagai objek studi regenerasi adalah salamander dewasa dan larvanya, terutama spesies-spesies Ambystoma dan Triturus, juga regenerasi anggota tubuh telah banyak dilakukan pada tingkat larva anura terutama dari genus Rana dan Xenopus, telah dipelajari secara seksama dan sekaligus merupakan subjek terkenal dalam memperbaiki dan mempelajari regenerasi anggota tubuh. Lukman, Mekanisme Regenerasi
Menurut Singer dalam Browder (1984), bahwa proses-proses yang terlibat dalam regenerasi anggota tubuh Cristurus cristatus, setelah diamputasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.    Periode Penyembuhan Luka
Tahap penyembuhan luka ini diawali dari tepi luka dengan penyebaran epidermis dari tepi luka yang akan menutupi permukaan yang terluka. Penyebarannya dengan cara gerakan amoeboid sel-sel yang tidak melibatkan pembelahan mitosis sel. Akan tetapi sekali penutupan selesaikan sel-sel epidermis berproliferasi untuk menghasilkan masa sel yang berlapis-lapis dan membentuk sebuah tudung berbentuk kerucut pada ujung anggota badan. Struktur tersebut dikenal dengan “Apical epidermis cap”. Waktu penyembuhan luka relatif cepat, namun tergantung juga pada ukuran hewan yng beregenerasi dan ukuran luka serta faktor-faktor eksternal seperti suhu. Pada salamander proses penutupan luka setelah anggota badan diamputasi berlangsung kira-kira satu atau dua hari.

2.      Periode penghancuran jaringan (histolisis)
Setelah proses penutupan luka, proses lain yang sangat penting dalam regenerasi adalah terjadinya dediferensiasi jaringan-jaringan yang berdekatan dengan permukaan luka, dediferensiasi didahului dengan histolisis jaringan-jaringan didalam puntung secara besarbesaran. Jaringan yang telah terdiferensiasi seperti otot, tulang rawa, tulang ikat, matriks,  interselulernya hancur dan melepaskan individu sel-sel mesenkhim yang merupakan sel-sel awal dari jaringan yng telah berdiferensiasi tersebut.
3.      Periode pembentukan blastema
Sel-sel mesenkhim yang dilepaskan selama diferensiasi tertimbun di bawah epidermis, sel-sel berproliferasi cepat dan menyebabkan epidermis menjadi semakin menonjol. Masa sel-sel mesenkhim ini dinamakan blastema regenerasi.
4.      Diferensiasi dan morfogenesis
Jaringan pertama yang berdiferensiasi dari blastema adalah tulang rawan. Mula-mula muncul pada ujung tulang sejati dan terjadi penambahan secara progresif pada distal bagian ujungnya, ketika konstruksi tulang menjadi sempurna rangka yang telah beregenerasi berubah menjadi tulang. Berikutnya otot terbentuk disekitar tulang rawan. Sedangkan pembuluh darah tidak jelas pada tahap konstruksi awal, serabut saraf yang terpotong pada saat amputasi segera aksonnya tumbuh ke daerah luka dan merekontruksi pola-pola persarafan. Dibagian luar terjadi perubahanperubahan bentuk puntung anggota yang semula menyerupai kerucut, selanjutnya mulai memipih dorsoventral pada bagian ujungnya, bagian pipih menunjukkan tanda-tanda jari awal yakni korpus atau tarsus rudimen yang dinamakan plat kaki atau tangan. Selanjutnya pola-pola pembentukan jari-jari yang progresif dimana segera jari-jari sederhana muncul, terpisah satu sama lainnya. Akhirnya anggota tubuh sempurna terbentuk dan berfungsi normal.


D.    Asal Sel Yang Beregenerasi
Darimanakah sel-sel yang beregenerasi itu berasal pada uraian sebelumnya bahwa sel-sel blastema yang terlibat yang terlibat dalam regenerasi anggota tubuh berasal dari dediferensiasi lokal jaringan puntung selama penghancuran jaringan (histolisis). Alternatif lain menyatakan bahwa sumber sel-sel blastema berasal dari sel-sel cadangan yang bergerak dari wilayah lain sebagai akibat amputasi. Mengenai asal sel lokal yang bergerak dalam ikut serta dalam regenerasi anggota tubuh amfibia telah diketahui oleh Hertwig (1927) melakukan eksperimen yaitu, suatu anggota tubuh haploid (n) yang diamputasi, selanjutnya dicangkokkan di salamander diploid (2n). Hasil pencangkokan ini dibiarkan sampai sembuh, berikutnya dilakukan amputasi pada bagian lengan atas dari anggota badan haploid (n) yang telah sembuh. Setelah dibiarkan beberapa saat serta merta telah muncul blastema, dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua sel-sel yang beregenerasi adalah haploid (n). Sebenarnya asal blastema dari anggota badan yang beregenerasi asalnya heterogen muncul dari diferensiasi jaringan-jaringan otot, tulang, tulang rawan, ikat, dimana ujud sel blastema itu merupakan hal yang sangat penting dalam analisis regenerasi anggota badan vertebrata. Suatu eksperimen standar telah dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar-X yaitu sebuah anggota badan amfibia diiradiasi sinar-X sebelum amputasi ternyata mencegah terjadinya regenerasi yakni jaringan puntung diiradiasi tidak sanggup berproliferasi membentuk blastema regenerasi. Kejadian ini dimungkinkan sebagai akibat adanya iradiasi sinar-X merusak kemampuan mitosis dari jaringan yang diiradiasi.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Regenerasi yaitu memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula. suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experimen.
Regenerasi Morfalaksis yaitu pembentukan kembali bagian tubuh yang hilang sehingga terbentuk individu baru tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Ukuran normal akan dicapai setelah individu mengkomsumsi makanannya.
Daya regenerasi pada setiap golongan hewan berbeda-beda sesuai dengan derajatnya dalam tingkat taksonomi, dilihat dari segi kepentingannya, suatu regenerasi bagi organisme mutlak diperlukan karena berperan dalam perbaikan bagian tubuh yang mengalami kerusakan. Bahkan beberapa organism regenerasi merupakan suatu mekanisme, reproduksi aseksual yang sangat essensial.














DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B.I. 1976. An introduction embryology, 4 th ed, W.B. saunders Co. Philadelphia, London.

Berill, N.J.1974. Developmnent biology, MC Graw Hill Co, p. 240.

Browder, L.W. 1984. Developmental biology, 2 th ed, W.B. Saunders, London.

Goss, B.M. 1956. Fundamental of comparative embryology. Fith edition. Mc. Graw Hill Book Co. New York.

Hertwig, J.J. 1927. Fundamental of comparative embryology the vertebrata. The Mac Millan company. New York.

Phillip, G. 1978. Biology of developmental system, Holt, Rinehart and Winston, New York, Sab Francisco.

Spratt, N.T. 1971. Developmental biology, Mac Millan Publishing Co. Belmont, California.

(Balinsky, 1976).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar